Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Jamun mengatakan bahwa, hendaknya kedisiplinan aparatur bukan karena adanya aturan, melainkan sebagai wujud rasa syukur. Sehingga kedisiplinan tersebut betul-betul cermin dari kepribadian. Dengan begitu, kedisiplinan akan terus meningkat seiring nikmat yang diterimanya sebagai ASN.
Pernyataan tersebut disampaikan pada Senin (3/7) saat silaturahmi dengan ASN di Aula Kankemenag. Selain memberikan apresiasi, Kakankemenag juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh ASN di satuan kerjanya. Menurutnya, peristiwa seluruh ASN masuk merupakan langka atau jarang terjadi. Biasanya pasti saja ada yang sedang dinas luar. Dia juga berharap kedisiplinan kehadiran juga bukan karena adanya petugas dari Inspektorat Jenderal.
“Jadikanlah budaya disiplin sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. Bukan karena takut diawasi oleh Inspektorat Jenderal. Kedisiplinan yang betul-betul murni lahir dari dalam jiwa mengambarkan kualitas aparatur secara riil. Hal inilah yang bisa menjadikan salah satu indikator keberhasilan seseorang yang puasa di bulan Ramadlan. Efekya adalah setelah ramadlan berlalu, bukan selama Ramadlan,”katanya.
Ditegaskan lebih lanjut bahwa umat Islam sebaiknya tidak menjadi hamba atau abdi bulan Ramadlan. Karena jika Ramdlan telah berlalu, maka kebaikan-kebaikan yang dilakukan selama Ramadlan juga akan berlalu. Karenanya diperlukan pemahaman bahwa Ramadlan adalah sekedar wahana menuju hamba Allah Swt yang sejati. Atau biasa disebut manusia kembali ke fitrahnya yang selama ini lupa akibat terlalu asyik dengan aktifitas duniawiah.(On)