Operator madrasah dituntut untuk bisa memasukkan rencana kegiatan dan anggaran madrasah (RKAM) ke dalam aplikasi secara profesional. Keprofesionalan operator akan sangat berpengaruh terhadap kinerja madrasah. Pasalnya, segala sesuatu terkait berjalan atau tidaknya program madrasah tergantung pada kepiawaian operator.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap melalui Kasi Pendidikan Madrasah Makmur Khaeruddin menegaskan, bahwa di era yang serba aplikasi, operator harus profesional. Seperti apapaun baiknya sebuah program disusun oleh madrasah, tanpa diimbangi dengan operator yang handal, semuanya akan sia-sia. Saking pentingnya pemahman dan penguasaan aplikasi, Seksi Penma mengumpulkan operator madrasah ibtidaiyah se Kabupaten Cilacap. Kegiatan bertema rapat koordinasi berlangsung Kamis (18/2) di Aula BKM Darussalam Cilacap. Sebanyak 175 peserta mendapat pembinaan dan pengarahan langsung dari Kasi Penma.
Penekanan kegitan diarahkan pada dasar penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Operator madrasah harus jeli dan teliti terhadap petunjuk teknis penggunaan dana BOS. Jangan sekali-kali melenceng dari panduan tersebut sehingga tidak kelabakan saat menyusun laporan. Seperti apapun situasi dan kondisi di madrasah, usahakan tetap berjalan di rel. Pokoknya dana BOS hanya untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan operasional, bukan untuk pribadi. Itu saja kuncinya,” katanya.
Rencana dan Pelaporan
Kecepatan dan ketepatan penyusunan rencana program madrasah akan meningkatkan kinerja madrasah. Faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pengorganisasian setiap kegiatan di madrasah. Hal yang paling krusial adalah data Education Management Information System (EMIS) sebagai acuan pokok pengucuran dana BOS.
Para operator dipandu pengelola DIPA Seksi Penma, Sitti Sururiyah menganalisa contoh-contoh laporan penggunaan dana BOS. Kemudian secara bersama-sama, mereka mempraktekkan beberapa item yang sering menjadi kendala. Berdasarkan hasil penelaahan disimpulkan, bahwa terjadinya hambatan pelaporan yang paling utama disebabkan oleh kekurangpahaman. Kemudian faktor semangat mengerjakan laporan yang belum maksimal. Dari kedua hambatan tersebut, dilakukan dialog interaktif dan saling berbagi pengalaman. Hasilnya cukup menggembirakan, yakni wajah para peserta terlihat semangat saat kegiatan berakhir.(on)