Di dalam ajaran agama Islam, hidup manusia diciptakan Tuhan hanya untuk beribadah. Sehingga tidak ada satu tindakanpun yang tidak berkaitan dengan ibadah. Dikategorikan ibadah bila umat Islam mendasarkan atas segala sesuatu dengan hukum agama yang dianutnya.
Kurangnya pemahaman agama membuat seseorang melaksanakan ajaran agamanya secara parsial. Hal ini akan sangat membahayakan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Terlebih jika ia menggunakan media informasi yang sudah menjadi makanan pokok sehari-hari. Banyaknya informasi yang menyesatkan mengancam keharmonisan hidup generasi muda. Hanya sedikit informasi yang bisa dijadikan pedoman. Keadaan ini akibat banyaknya generasi yang kurang memahami agama.
Karena tidak paham, berbeda sedikit saja membuat orang berselisih, menghujat, bertengkar bahkan membunuh. Hingga muncullah apa yang sekarang dikenal dengan istilah radikal atau keras. Padahal agama Islam sama sekali tidak mengajarkan kekerasan atau radikal. Islam mendasarkan atas segala sesuatu dengan kasih sayang atau rahmat.
Jika sekarang timbul radikalisme, maka dipastikan bersumber dari kurangnya pemahaman agama. Dan radikalisme tidak hanya pada agama Islam tetapi seluruh agama. Padahal perbedaan diciptakan Tuhan bukan untuk diperselisihkan tetapi agar saling melengkapi. Manusia ditakdirkan sebagai mahluk sosial yang selalu membutuhkan manusia lain, bukan saling memerangi dan membunuh.
Salah satu solusi utama memerangi paham radikalisme adalah melalui pendidikan agama yang mendalam. Pendidikan agama bisa ditempuh di sekolah formal maupun non formal keagamaan seperti pondok pesantren. Tentunya sekolah atau pondok dengan tenaga guru atau pendidik yang berkualitas. Dasar yang pertama harus ditanamkan adalah misi suci yang menjadi tujuan hidup manusia.
Dengan kuatnya pondasi kesucian tujuan hidup manusia, maka tidak akan mudah tergoyang oleh arus informasi. Dan informasi yang paling kuat mempengaruhi adalah materi keduniawian. Endingnya, keberhasilan hidup manusia tidak dilihat dari segi materi. Tetapi dari segi kebaikan, ketulusan dan kasih sayang dalam mencari bekal untuk hidup yang sesungguhnya. Dengan demikian paham radikalisme bisa diminimalisir bahkan diisolir dari bangsa Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Pokjaluh Kabupaten Cilacap, ‘Aid Mustaqim Selasa (14/3) pada acara Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) bersama Badan Kesbangpol Kabupaten Cilacap di Hotel Borobudur Majenang.(on)