Telah menjadi kebiasaan bagi wanita muslim Indonesia untuk melaksanakan ibadah shalat hari raya (shalat 'idul fitri atau 'idul adha). Namun bagaimana hukumnya?
Sebenarnya, hukumnya sunah bagi wanita bershalat 'Id berjama'ah dirumahnya.
Fatwa Imam Nawawi
مَسْأَلَةٌ: هَلْ ØªÙØ³Ù’تَØÙŽØ¨Ù‘Ù Ù„ÙÙ„Ù†Ù‘ÙØ³ÙŽØ§Ø¡Ù صَلَاة٠الْعÙيْد٠جَمَاعَةً ÙÙÙ‰ بÙÙŠÙوْتÙÙ‡Ùنَّ وَتÙؤَمّÙÙ‡Ùنَّ Ø¥ÙØÙ’Ø¯ÙŽÙ‡Ùنَّ أَوْ Ù…ÙŽØÙ’رَمٌ أَوْ صَبÙيٌّ Ù…ÙÙ…ÙŽÙŠÙ‘ÙØ²ÙŒ ( الجَواب ) نَعَمْ ÙŠÙØ³Ù’تَØÙŽØ¨Ù‘٠ذٰلÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽÙŠÙØ³Ù’تَØÙŽØ¨Ù‘Ù ØÙŽØ«Ù‘ÙÙ‡Ùنَّ عَلَيْهÙ
Pertanyaan : Apakah di sunahkan bagi wanita untuk melaksanakan shalat ‘id secara berjama'ah di rumah mereka dan salah seorang dari mereka menjadi imam, atau muhrimnya, atau anak kecil yang sudah pandai? Jawaban: iya yang demikian disunahkan , dan disunahkan mendorong wanita untuk melaksanakannya.
Kemudian bagaimana dengan fenomena yang terjadi sekarang, banyaknya wanita-wanita muslim yang melaksanakan shalat 'Id di luar rumah, misalnya di masjd, lapangan atau tempat –tempat lain yang telah di tentukan ? Apakan itu juga di sunahkan atau makruh atau malah di haramkan ?
Al Minhaj Al Qowim
ÙˆÙŽÙŠÙØ³ÙŽÙ†Ù‘Ù Ø®ÙØ±Ùج٠الْعَجÙÙˆÙ’Ø²Ù Ù„ÙØµÙŽÙ„َوَات٠الْعÙÙŠÙ’Ø¯Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ø¬ÙŽÙ…ÙŽØ§Ø¹ÙŽØ©Ù Ø¨ÙØ¨Ø°Ù’لَة٠أَيْ ÙÙÙ‰ Ø«Ùيَاب٠مÙهْنَتÙها ÙˆÙŽØ´ÙØºÙ’Ù„Ùها بÙلاَ Ø·Ùيْب٠وَيَتَنَظَÙْنَ Ø¨ÙØ§Ø§Ù„ْمَاء٠وَيÙÙƒÙ’Ø±ÙŽÙ‡Ù Ø¨ÙØ§Ø§Ù„طّÙيْب٠وَالزّيْنَة٠كَمَا ÙŠÙكْرَه٠الْØÙضÙوْرÙÙ„ÙØ°ÙŽÙˆÙŽØ§ØªÙ الهَيْأَتÙ
Disunahkan bagi wanita yang sudah tua untuk keluar melaksanakan shalat 'Id secara berjama'ah dengan mengenakan pakaian kesehariannya dan tanpa wangi-wangian dan membersihkan tubuhnya dengan air. Dimakruhkan menggunakan wangi-wangian sebagaimana dimakruhkan bagi wanita muda cantik untuk menghadirinya.
Menurut Al Barmawi, yang dimaksud dengan zawat al haiah(cantik) yaitu cantik tubuh dan busananya. Maksudnya bagi perempuan genit dan berhias/bersolek maka makruh untuk menghadiri shalat jama'ah ‘Id.
Is'ad al Rafiq 'ala sullam taufiq:
وَقوْله٠صلى الله عليه وسلم : انهوْا Ù†ÙØ³ÙŽØ§Ù‰Ù”ÙÙƒÙمْ عَنْ Ù„ÙØ¨Ù’س٠الزّÙيْنَةً ÙˆÙŽØ§Ù„ØªÙ‹Ø¨Ù’Ø®ÙØªÙرÙÙÙÙŠ الْمَسْجÙيْد٠ÙÙŽØ¥Ùنَّ بَنÙيْ إسْرَا٠سْرَاىٔÙيْلَ لًمْ ÙŠÙلْعَنÙوْا ØÙŽØªÙ‘ÙŽÙ‰ Ù„Ù‹Ø¨ÙØ³ÙŽØªÙ’ Ù†ÙØ³ÙŽØ§Ù‰Ù”ÙÙ‡Ùم٠الزّÙيْنَةً وَالتَّبَØÙ’ØªÙØ±Ù ÙÙÙŠ الْمَسْجÙيْدÙ
Raulullah saw bersabda: “Laranglah wanita kalian memakai perhiasan dan berlagak genit di masjid, Seungguhnya bani Israil tidak dilaknat sampai perempuan-perempuan mereka memakai perhiasan dan begenit ria di masjid.”
Di dalam zamwarij Ibn Hajar Al Hitami berkata: Bahwa sesuai kejelasan hadits-hadist ini perbuatan semacam itu termasuk dosa besar . Dan hal ini semestinya dipahami jika nyata-nyata menimbulkan fitnah . Sedangkan jika hanya sebuah kehawatiran adanya fitnah maka hukumnya makruh, dan bila dengan beserta dugaan kuat adanya fitnah maka haram hukumnya tapi tidak termasuk dosa besar. Termasuk dosa besar juga adalah keluarnya wanita tanpa seizin suami untuk keperluan yang tidak mendesak secara syar'i.
Penulis,
Amin Asy'ari, S.Ag