Sebanyak 90 peserta terdiri atas pelajar SMA/SMK dan pengurus organisasi keagamaan lintas iman, Rabu (19/10) mengikuti kegiatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lintas Iman di Aula SMK Yos Sudarso Kecamatan Sidareja.
Dalam sambutannya, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Cilacap, Subiharto mengatakan akan pentingnya menjaga kerukunan umat beragama. Keberagaman suku, agama, ras dan budaya menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Namun untuk menjaganya memerlukan usaha yang tidak mudah. Perlu kerja sama dan koordinasi dengan semua pihak, termasuk generasi muda sebagai kader penerus bangsa.
Maraknya paham radikalisme jika tidak diantisipasi sejak dini bisa membahayakan kelangsungan hidup kerukunan umat beragama, bahkan bangsa dan negara. Untuk itulah, para pemuda harus memahami secara mendalam dan proporsional apa itu radikalisme dan apakah dibenarkan dalam ajaran agama tentang perbuatan dengan kekerasan. Maka dari itu, untuk menjawab pertanyaan tersebut digelarlah sosialisasi FKUB dengan pemuda lintas iman.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, melalui Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Moeh Tongat menitikberatkan kepada pemahaman bahwa inti pengajaran agama adalah kedamaian. Dia menegaskan bahwa tidak ada satu agamapun di dunia ini yang mengajarkan kekerasan kepada sesama. Seluruh agama mengajarkan kebaikan dan kasih sayang terhadap sesama. Dengan demikian, jika ada yang bertindak radikal mengatasnamakan agama sudah pasti dia telah menyimpang dari ajaran agamanya.
Menjawab pertanyaan tentang isu penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Ahok, pihaknya menghimbau agar pemuda tidak mudah terpengaruh oleh media sosial.
“Inilah tantangan terberat pemuda zaman sekarang, yaitu pengaruh teknologi. Derasnya arus informasi melalui teknologi informasi yang sekarang sudah selalu berada di dalam genggaman para pemuda, jika tidak diimbangi dengan filter akan sangat membahayakan. Karenanya kalian harus selektif terhadap isu-isu yang muncul di media sosial. Jangan terburu nafsu dan lekas percaya. Gunakanlah akal sehat kalian sebagai bukti kalian adalah kalangan terdidik,”ungkapnya.
Ditandaskan lebih lanjut agar para pemuda selalu menjaga kerukunan dan kebersamaan dalam perbedaan. Karena Indonesia ada karena perbedaan, yakni Bhineka Tunggal Ika. Yang harus selalu diingat adalah Indonesia bukanlah negara yang berdasakan agama, tetapi Pancasila. Negara menjamin kebebasan warganya untuk memeluk dan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.(on)