Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Mughni Labib Jum'at (21/10) mengatakan, bahwa kegiatan silaturahmi haji sangat penting, baik bagi jamaah haji maupun bagi orang lain. Hal ini disebabkan adanya wejangan dari pemuka agama untuk menjaga kemabruran.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kelebihan kegiatan silaturahmi haji sudah pasti baik secara syar’i maupun hakikat. Setelah jamaah haji kembali ke keluarganya dan cukup beristirahat, bersilaturahmi akan membawa kehangatan dan menguatkan kembali rasa kebersamaan. Hal ini menurutnya kan berbeda jika penyambutan dan pelepasan jamaah haji dilakukan saat pemberangkatan maupun pemjemputan secara langsung.
Silaturahmi dalam kondisi tenang dan nyaman bisa membangkitkan kembali semangat untuk tetap menjaga kemabruran. Wejangan dari pemuka agama paling tidak bisa memberikan rambu-rambu menuju kemabruran yang terjaga. Satu hal yang sangat penting dan tak bisa dinilai harganya adalah haji yang mabrur. Dikatakan salah satu kekurangannya adalah kurang wah atau kurang bergemanya perhatian pemerintah daerah.
“Jika Bupati melepas langsung pada pemberangkatan secara serentak di pendopo, maka gaung layanan pemerintah akan lebih terasa. Dan saat menjemput Bupati langsung menyambut di Asrama debarkasi Solo, tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi jamaah haji karena merasa diperhatikan. Tetapi jika dikaji lebih lanjut, efeknya hanya secara lahir dan pada saat itu saja, dan setelah itu selesai. Alhamdulilah, Kabupaten Cilacap masih memilih acara silaturahmi baik sebelum maupun sesudah haji,”pungkasnya.
Jaga Kemabruran
Sementara itu, KH Yasin Maftuh, S.Pd.I asal Kecamatan Sidareja dalam tausiyahnya banyak berpesan untuk menjaga kemabruran. Dia mengajak jamaah haji untuk menjadi manusia yang saleh baik lahir maupun batin sebagai hakikat haji mabrur. Salah satu pelajaran yang diambil adalah belajar untuk meninggalkan dunia sebelum mati dengan cara tidak terlalu mencintai dunia.
Terdapat dua kategori haji, yakni haji mabrur dan haji makbul. Haji mabrur adalah yang tidak tercampur perbuatan dosa dan haji makbul perilakunya menjadi terus lebih baik dibandingkan ketika belum haji.
Beberapa ciri-ciri haji mabrur adalah senang memberi sebagai bentuk kesalehan sosial. Sopan dan santun dalam bertutur kata serta menyejukan kepada siapapun yang mendengarnya. Hal ini dikarenakan sebaik-baik pakaian adalah takqwa. Dengan berbuat baik kepada siapapun berarti melestarikan kemabruran ibadah haji.(on)