Masih adanya sebagian masyarakat yang memberikan komentar miring kepada kinerja Kementerian Agama agar direspon cepat. Dikarenakan, penilaian subyektif demikian sebenarnya tidak tepat.
Sebagai jawaban atas adanya opini tersebut, Kanwil Kemenag Prov Jateng, Rabu-Jumat (1-3/3) di Hotel Grasia Semarang menggelar Rakor Jurnalistik dan Kehumasan yang diikuti 45 peserta dari kabupaten/kota se Jawa Tengah.
Kakanwil Kemenag Prov Jateng, Farhani, saat memberikan materi mengatakan bahwa, menurut hasil survey yang dilakukan oleh SMRC, pada tahun 2016 Kementerian Agama menduduki posisi kinerja terbaik kedua dari seluruh lembaga dan Kementerian.
Tentunya kabar baik tersebut harus direspon cepat oleh humas sebagai corong kepada masyarakat. Tanpa dikabarkan kepada publik, maka prestasi sebaik apapun tidak akan dianggap. Bahkan image miring yang dahulu disematkan kepada Kemenag bisa kian menjadi.
“Di sinilah tugas kehumasan dalam fungsi jurnalistiknya untuk mengabarkan kepada publik. Buatlah kabar sebanyak-banyak bagaimana reformasi birokrasi yang dijalankan Kementerian Agama. Jangan sampai masyarakat tidak tahu bahwa telah terjadi perubahan besar-besaran di Kemenag. Karena itu saya berharap usai workshop ini akan terjadi perubahan signifikant khususnya tentang pemberitaan. Opini miring harus kita counter, jika tidak maka akan membahayakan institusi kita,” jelas Kakanwil.
Langkah Kakanwil tersebut berkaitan erat dengan reformasi birokrasi di bidang layanan publik. Dimana sektor yang satu ini masih berada di zona garis merah. Untuk itu, Kanwil Kemenag Prov Jateng bertekad untuk melakukan terobosan. Salah satunya dengan mengoptimalkan fungsi kehumasan.
Dengan mengadakan workshop, maka tenaga jurnalistik diharapkan bisa berinovasi. Kreatifitas dalam pemberitaan dan layanan publik ditujukan untuk membalikkan opini publik. Setelah image baik terbangun, maka kredibilitas Kemenag secara otomatis semakin kokoh di mata publik bahkan bisa menjadi rujukan lembaga lain dalam kinerja.(on)