Syariat Islam sudah jelas dan sempurna, perkara teknis pelaksanannya sesuai selera masing-masing. Jadi tiap orang, kelompok maupun golongan mempunyai selera yang berbeda-beda. Perbedaan teknis tersebut tidak perlu diperdebatkan dengan istilah bid’ah, sehingga umat Islam bisa secara khusuk menunaikan ibadahnya.
Pernyataan tersebut ditegaskan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Mughni Labib pada acara pembinaan Dharma Wanita Persatuan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Rabu (13/1) di Aula Kankemenag Cilacap. Dicontohkan dalam mencarai ilmu, bisa melalui madrasah, sekolah, pondok pesantren, pelatiha, workshop dan lain-lain. Hal tersebut tidak ada di zaman Nabi Muhammad saw, tetapi segala sesuati yang mengarah ke kebaikan bukanlah bida’ah.
Pemahaman agama
Tanggung jawab meraih kehidupan yang baik memerlukan pemahaman agama yang baik pula. Karenanya Ketua Dharma Wanita Persatuan Kankemenag Kabupaten Cilacap, Minhatul Mughits Mughni Labib mengimbau dan mengajak para ibu untuk lebih memperhatikan tugas pokok dalam keluarga. “Jangan sampai tugas tambahan sebagai wanita karir mengalahkan tugas pokok seorang ibu. Bagi para ibu yang bekerja mencari nafkah untuk tambahan pendapatan keluarganya memang baik, tetapi kalau sudah mengalahkan tugas pokok seorang ibu dalam keluarga akan lain ceritanya,” ungkapnya.
Pencapaian kehidupan yang baik menurut syariat Islam harus didasari pemahaman agama yang kuat. Kaum ibu harus bijak dan jeli menggunakan setiap kesempatan untuk menambah pengetahuan agama dan keagamaan. Hanya dengan sarana pemahmanan agama, manusia akan bisa mengerti kalau memiliki hartanya banyak adalah cobaan.
Secara umum, cobaan atau ujian bagi seseorang adalah manakala tertimpa musibah seperti, kecelakaan, kematian, kehilangan, kemiskinan, sakit dan lainnya. Ternyata memiliki paras cantik, kedudukan tinggi, harta melimpah, kekuasaan dan lainnya juga termasuk ujian dan cobaan. Tanpa pemahaman yang cukup, manusia tidak akan mampu mengerti hidup dan kehidupan.(on)