Idul Fitri merupakan peristiwa penting sebagai tanda kemenangan manusia atas lawannya yakni hawa nafsu. Setelah sebulan penuh digembleng, manusia diharapkan bisa kembali ke fitrahnya. Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), hari pertama masuk kerja, Rabu (22/7) merupakan awal pembuktian kecil atas kemenangannya. Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Mughni Labib, pada apel pagi pertama usai libur cuti bersama.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa setelah Idul Fitri diharapkan tidak ada ASN yang tidak ikut apel tanpa keterangan. Jika tidak ada dinas atau tugas luar, sudah seharusnya semuanya mengikuti apel. Apel merupakan pijakan awal terbentuknya pribadi-pribadi yang amanah dan disiplin dalam bekerja. “Saya ikut merasa sedih ketika melihat salah satu di antara kalian yang tidak menunjukan peningkatan, terutama kualitas. Karena hal itu adalah pertanda kekalahan manusia setelah diberi kesempatan selama satu bulan penuh,” ungkapnya.
Sudah semestinya manusia mencintai segala sesuatu yang baik dan menjauhi keburukan. Hati sebagai pokok pengendali, harus diolah dan diatur sedemikian rupa menggunakan segala daya upaya. Managemen hati akan membawa manusia cinta kepada kebaikan. Tanpa itu semua, manusia akan cenderung dan selalu mengarah kepada keserakahan. Dan keserakahan adalah pangkal kesesatan karena menimbulkan kemungkaran.
Bukan rutinitas
Jika dilihat hasilnya secara umum, Idul Fitri bisa dikatakan kegiatan rutinitas belaka. Hal tersebut diindikasikan oleh sikap mental bangsa Indonesia yang belum membaik, bahkan makin memburuk. Korupsi merajalela, kemungkaran di mana-mana, dan kemaksiatan jalan terus sebagai tanda buruknya akhlaq manusia. Generasi muda terjerumus pergaulan bebas walaupun pendidikan digalakkan. Peran pondok pesantren seolah-olah meredup seiring berubahnya pola pikir masyarakat akibat arus globalisasi.
Karenanya, ASN di Kementerian Agama, khususnya yang beragama Islam diminta bisa mengambil berkah selama bulan suci Ramadan. Dengan membuktikan dirinya bisa lebih baik setelah Ramadan, maka akan bisa mendapat kemenangan, yakni kembali ke fitrahnya. Fitrah adalah kesucian tujuan manusia yang begitu mulia di sisi Sang Pencipta. Untuk itu, dengan silaturahmi bisa saling mengingatkan dan memperbaiki tindakan yang belum sesuai, menuju rida Ilahi.(on)