Sebagai wujud pertanggungjawaban kepada seluruh anggotanya, pengurus Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (KPRI) Ikhlas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT), Rabu (31/1) di Gedung Pemuda Cilacap.
Ketua KPRI Ikhlas Jasmin dalam sambutannya mengatakan bahwa tahun 2017 belum semua program bisa terlaksana. Di antaranya adalah pendidikan dan pelatihan bagi anggota. Sedangkan penyerapan dana terbanyak untuk investasi. Untuk itu, pihaknya minta saran dan masukan kepada seluruh anggota. Dan pihaknya menggelar RAT sebagai bukti pertanggungjawabannya selaku ketua.
Ketua Dekopinda Kabupaten Cilacap, Rofi’i dalam sambutannya mengomentari buku laporan pertanggungjawaban. Menurutnya masih banyaknya dana yang mendekan mengindikasikan masih bukti kurangnya jati diri anggota koperasi. “Hal yang paling penting menyangkut kelangsungan sebuah badan usaha seperti koperasi adalah jati diri anggota. Jika saya lihat buku laporan masih terdapat dana mandeg yang jumlahnya sangat besar. Tidak sedikit koperasi yang kemudian bangkrut setelah mencapai kejayaan disebabkan oleh kurangnya jati diri anggota. Jika anggota sudah tidak percaya, maka disitulah kehancuran akan melanda. Karenanya kami membuka pintu lebar-lebar untuk konsultasi,”Tegasnya.
Terkait reorganisasi dia berpesan agar mengedepankan prinsip kepemimpinan yang sidiq, amanat, fathonah dan tablig. Sedangkan secara kearifan lokal yang memenuhi unsur Tatas, Titis dan Tetes. Pemimpin yang tatas akan dapat menghadapi segala persoalan yang dihadapi. Titis dia akan mampu mengambil segala keputusan yang tepat. Sedangkan Tetes pemimpin bisa memberikan hasil yang mumpuni.
Sementara itu, Kakankemenag Kabupaten Cilacap, Jamun dalam sambutannya membandingkan perkembangan perbankan yang begitu cepat. Lain halnya dengan koperasi yang begitu lambat dan bahkan banyak yang gulung tikar. Untuk itu pihaknya mengajak seluruh anggota KPRI Ikhlas untuk merasa handarbeni.
“Yang namanya memiliki itu ya mau menggunakan produknya sendiri. Kalau saya lihat, jumlah anggota yang meminjam ke koperasi tidak mencapai 50%. Ini harus disikapi secara bijaksana agar ke depan seluruh anggota mau menggunakan produk sendiri. Sehingga KPRI Ikhlas bisa melaju dengan kencang,” Ungkapnya.(On)