Dalam rangka pembelajaran bentuk demokrasi secara langsung (direct democracy) pada siswa-siswi MTsN 1 Cilacap, Rabu (28/02) MTsN 1 Cilacap menggelar Sukseskan Ajang Berlatih Pesta Demokrasi Pemilihan Ketua Dan Wakil Ketua OSIM MTsN 1 Cilacap periode Januari-Desember 2018 berjumlah 867 pemilih yang terdiri dari kelas 7, 8, dan 9.
Adapun tema adalah ‘Jujur, Berkarakter dan Ukhuwah Islamiyah’. Tema tersebut sangat erat kaitannya dengan implementasi Peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter.
Kegiatan ini dilaksanakan di halaman MTsN 1 Cilacap, diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci al-qur’an oleh Risma Kurnianingsih (8F) dan dipandu oleh seksi acara Isma Rosiana Dewi (9G).
Kepala MTsN 1 Cilacap, Moch Makhrus dalam sambutannya mengamanatkan dan sekaligus memberikan do’a restu serta membuka kegiatan ini, dalam amanatnya menyampaikan bahwa pesta demokrasi ini adalah sebagai proses pembelajaran dilapangan mata pelajaran SKI, Aqidah Akhlah, dan PKn. Pilihlah seorang pemimpin yang mempunyai program dan bisa melaksanakan dengan sebaik-baiknya, dukunglah semua program ini demi kemajuan bersama, dan siap mendukung siapapun yang terpilih nantinya itulah yang terbaik.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan MTsN 1 Cilacap, Okah Imtikhanah dalam sambutannya menyampaikan prosedur dan teknik proses pesta demokrasi pemilihan calon ketua dan wakil ketua OSIM MTsN 1 Cilacap dan kriteria-kriteria calon ketua dan wakil ketua OSIM MTsN 1 Cilacap.
Dalam Ajang Berlatih Pesta Demokrasi periode tahun ini Januari-Desember 2018, ada 3 pasangan bakal calon ketua dan wakil ketua OSIM MTsN 1 Cilacap yaitu pasangan nomor urut 1 atas nama Alvina Nur Agustina (8F) dan Erwin Febriana (7F), pasangan nomor urut 2 atas nama Dimas Prasetyo (7E) dan Rizky Ayu Amalia (8G), dan pasangan nomor urut 3 atas nama Idham Dafis (8A) dan Hana Anjani (7H), ungkap wakil kepala bidang kesiswaan Okah Imtikhanah.
“Melalui kegiatan ini, mari kita bersama-sama merefleksikan diri kita apakah kita betul-betul sudah secara nyata melaksanakan sistem dan tata aturan demokrasi yang benar atau belum khususnya bagi peserta didik kita. Sehingga peringatan ini tidak hanya sebatas seremonial belaka yang tidak meninggalkan bekas apapun. Melainkan terjadi sebuah perubahan yang nyata pada kehidupan sehari-hari,” ungkapnya. (Sr)