Sebanyak 30 aparatur sipil negera pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Senin-Jumat (15-19/5) mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Di Wilayah Kerja (DDWK) Revolusi Mental. Kegiatan tersebut merupakan hasil kerja sama antara Kemenag Cilacap dengan Balai Diklat Keagamaan Semarang.
Mereka terdiri atas kepala madrasah negeri, kepala tata usaha di satuan kerja madrasah negeri, kepala KUA dan pegawai Kemenag. Selama mengikuti diklat mereka akan digembleng dan dibimbing agar memiliki sikap mental yang sesuai dengan gerakan revolusi mental. Sehingga diharapkan usai diklat mereka akan mampu membawa perubahan signifikan di lingkungan masing-masing.
Kepala Balai Diklat Keagamaan Semarang melalui Kasubbag TU, Maskuri mengatakan bahwa Menteri Agama, Lukman Hakim Syaefuddin memiliki targer dalam kontrak kerjanya. Sehingga seluruh aparatur yang berada di bawahnya harus mendukung. Revolusi mental yang didengungkan pemerintah melalui Presiden Joko Widodo disambut baik oleh Menag. Hal ini dikarenakan Kemenag merupakan instansi pertama yang berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan.
“Diklat revolusi mental ini merupakan salah satu program wajib yang harus dilaksanakan. Walaupun diklat reguler belum digelar, namun dikltat di wilayah kerja harus digelar terlebih dahulu. Kaitannya adalah dengan serapan anggaran sebagai salah satu faktor keberhasilan sebuah lembaga. Jika tidak digelar maka, akan menggangu serapan anggaran yang berimbas kepada penurunan kualitas kinerja instansi Kemenag,”Ungkapnya.
Sementara itu, terkait keterbatasan anggaran, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Jamun menganggap bahwa keterbatasan anggaran bukanlah suatu hambatan. Melainkan sebuah tantangan untuk bisa bekerja berkualitas walaupun anggarannya terbatas. Sehingga diharapkan kualias kinerja tidak akan menurun dan bahkan meningkat.(On)