Cilacap – Untuk meningkatkan keakuratan arah kiblat, Kementerian Agama Kabupaten Cilacap mengukur kembali arah kiblat masjid Lapas Pasir Putih, Senin (15/1). Kegiatan tersebut sebagai langkah awal untuk menentukan arah kiblat di tempat sekelilingnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap melalui Penyelenggara Syariah Thoha, mengatakan bahwa pengukuran di masjid Lapas tidak menemui kendala berarti. Karena letak masjid berada di luar blok tahanan yang semuanya dikunci. Terlebih sekarang tingkat keamanan sudah naik menjadi super high risk atau resiko super tinggi.
“Saya masih ingat waktu masih menjadi Kepala KUA Cilacap selatan pernah diminta mengukur arah kiblat di sini. Namun kondisi masjid baru akan dibangun. Ternyata setelah diukur kembali arahnya masih tepat. Sedangkan yang menjadi persoalan adalah permintaan pengukuran arah kiblat di tiap blok dan ruang tahanan. Karena alat berupa teodolit yang sedang dipesan belum datang, maka kami akan tindak lanjuti setelah alat kami terima,”katanya.
Sementara itu, salah satu pegawai Lapas Pasir Putih, Edi Warsono mengatakan bahwa, pihaknya membutuhkan pengukuran arah kiblat di tiap ruangan karena semua tahanan shalat di ruang masing-masing. Hal ini dikarenakan naiknya status keamanan sehingga para penghuni lapas tidak lagi bisa keluar kamar untuk shalat di masjid.
Diaktakan Gara Syariah bahwa berdasarkan data, di Lapas Pasir Putih terdapat 300 kamar. Tiap kamar dilapisi pelat baja, baik atas, samping maupun bawahnya. Untuk mengukur arah kiblat menggunakan kompas tidak bisa dilaksanakan.
Karena banyaknya logam yang ada sangat berpengaruh terhadap ketepatan arah kompas. Salah satu cara yang paling aman dan tepat adalah menggunakan teodolit. Nantinya dari arah kiblat yang berada di masjid akan bisa ditarik garis menggunakan teodolit ke tiap blok. Sehingga tidak memakan waktu terlalu lama.(On)
dengan metode sederhana terlalu beresiko. Hal ini disebabkan seluruh ruang tahananUntuk sementara kami menunggu alat yang sedang dipesan mengemukakan ada beberapa faktor menyebabkan arah kiblat masjid dan mushala di Cilacap menyimpang sehingga tidak tepat menghadap Masjidil Haram.
Yang paling umum terjadi di antaranya adalah pemahaman yang keliru bahwa arah kiblat selalu menghadap ke barat, padahal arah yang benar adalah dihitung sesuai garis lintang dan garis bujur, serta azimut matahari.
“Pemahaman kiblat selalu menghadap ke barat tersebut diperparah oleh anggapan kiblat yang benar adalah ke mana arah matahari terbenam. Sementara posisi matahari terbenam selalu berubah dan tidak tetap pada satu titik dan jika patokan kiblat adalah matahari terbenam tentu akan bergeser-geser mengikuti matahari,”katanya.