Program pengajian rutin hari Selasa (26/9) di Aula Kankemenag Cilacap merupakan kali terakhir bagi Kasi Bimas Islam, Moech Tongat. Dia mengatakan bahwa kesempatan tersebut sebagai pengajian Selasa wada’ (pamitan). Dikatakan demikian karena pihaknya akan menjalani purna tugas per (1/10) mendatang.
Dalam pesannya, dia membacakan ayat suci Al Qur’an surah Al Isra’(17) : 51-54 Kitab Tafsir Departemen Agama. Hal yang paling ditegaskan adalah pentingnya menjaga lisan bagi seorang mukmin. Yakni tidak pernah berkata yang tidak berguna apalagi menyinggung perasaan orang lain. Baik itu kepada sesama muslim ataupun lain agama.
Pesan tersebut sangat sesuai dengan tema peringatan Kemerdekaan Indonesia tahun 2017. Di mana hidup guyub dan rukun merupakan modal untuk mempertahankan kekokohan NKRI. Pesan dari Kasi Bimas Islam ini tidaklah secara kebetulan sesuai dengan tema peringatan kemerdekaan. Melainkan sebuah kenyataan yang perlu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dia menerangkan bahwa sumber dari segala perselisihan hingga bisa berujung kepada perpecahan adalah lisan yang tak terkendali. Sebagaimana pepatah jawa yang berbunyi ‘Ajining dhiri gumantung ing lathi’. Lisan yang terjaga dari perkataan yang tidak perlu, maka akan menjadi senjata ampuh dalam membentengi dari ancaman perpecahan.
Jika setiap diri bisa menjaga lisannya, maka secara otomatis akan tercipta keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari. Munculnya adalah makin kuatnya ikatan silaturahmi antar sesama. Endingnya, masyarakat yang madani akan terwujud karena bangsa Indonesia terbebas dari fitnah antar sesama. (On)