Salah satu wujud modernisasi pengelolaan adalah melalui pelaksanaan UAMBN-BK. Sistem tersebut selain meningkatkan kualitas kejujuran hasilnya, juga lebih efektif dan efisien. Yakni siswa tidak harus menyiapkan alat tulis untuk mengisi lembar identitas dan menjawab. Kemudian tidak perlu mengeluarkan kertas dan peralatan dapat digunakan berkali-kali. Atas dasar tersebut maka madrasah tidak menutup mata untuk dapat selangkah lebih maju.
Untuk pertama kali dalam sejarah, 12 madrasah tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Cilacap menggelar Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional Berbasis Komputer (UAMBN-BK). Di hari pertama dan kedua ujian (2-3/4) tidak ditemui kendala berarti. Secara umum, hampir seluruhnya berlangsung lancar. Kelancaran ini tidak lepas dari persiapan dan kerja keras semua unsur terkait.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap melalui Kasi Pendidikan Madrasah, Makmur Khaeruddin (3/4) di ruang kerjanya.
Menurutnya, untuk tahun 2018 ini baru terdapat 12 madrasah yang mampu mengikuti UAMBN-BK. Jumlah tersebut sudah termasuk dalam kategori peningkatan yang baik. Keadaan ini tidak lepas dari mayoritas jumlah madrasah yang berstatus swasta. Sehingga kemampuan dan usaha pengelola madrasah untuk dapat menggelar UAMBN-BK patut diapresiasi.
“Walaupun mayoritas swasta, ternyata madrasah terbukti mampu mengikuti tuntutan perkembangan zaman, dimana segala sesuatu sekarang sudah harus menggunakan IT. Bahkan kami menargetkan untuk tahun yang akan datang seluruh MTs bisa menggelar UAMBN-BK. Dengan demikian madrasah akan terus lebih maju dari sekolah,”Ungkapnya.
Dikatakan pula bahwa bahwa semangat dan perjuangan para pendiri dan pengelola madrasah semakin membuahkan hasil. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan jumlah siswa madrasah yang makin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data, terdapat rata-rata sepuluh persen kenaikan untuk seluruh jenjang dari RA, MI, MTs hingga MA.
Efek negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata menguntungkan madrasah. Muatan pendidikan agama yang lebih banyak ternyata mampu mendongkrak animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke madrasah. Karenanya, sebagai respon imbal balik madrasah kepada publik, madrasah berusaha untuk mengelola secara modern.(On)