Pecegahan tindakan radikalisme sedini mungkin sangat perlu dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggandeng guru agama di sekolah. Peran strategis mereka dalam pembelajaran sehari-hari harus bisa dioptimalkan.
Untuk mewujudkannya, Kemenag berkerja sama dengan mitranya, yakni Forum Komunikasi Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Kerja sama tersebut dituangkan dalam acara dialog antar umat beragama pada Selasa (17/10) di Aula Kankemenag.
Ketua panitia, Jasmin mengatakan, bahwa guru agama di sekolah selama ini belum pernah diajak duduk bersama. Padahal potensi mereka sangat strategis untuk mencegah tindakan radikalisme sejak dini. Karenanya, dia menjelaskan bahwa tujuan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas hidup umat beragama.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Jamun dalam materinya menyebutkan keadaan kerukunan umat beragama di Kabupaten Cilacap secara umum baik. Sehingga sangat perlu dijaga dan ditingkatkan kualitasnya.
“Setiap guru agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, maupun Budha serta Konghucu harus mampu memberikan pemahaman yang sebenar-benarnya. Pendidikan adalah salah satu cara terbaik dalam menciptakan generasi bangsa yang berbudi pekerti luhur. Dengan begitu, kedepan tindakan radikal maupun penodaan agama semakin berkurang,”katanya.
Sementara itu, Ketua FKUB Cilacap M Taufik Hidayatulloh mengajak para guru agama untuk cermat mengenali gelagat para siswa yang dimungkinkan menyimpang. Sebagai guru agama harus mampu mengetahui karakter atau tabiat para siswanya. Menggunakan kearifan lokal, guru agama diharapkan dapat mengolah budaya menggunakan bahasa agama yang santun. Sehingga menghasilkan generasi umat beragama yang betul-betul takwa. (On)