Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Jum’at (3/2) bersilaturahmi dengan para santri di pondok Pesantren ELL Firdaus desa Tambaksari Kecamatan Kedungreja. Silaturahmi tersebut merupakan rangkaian kunjungan kerja ke Kabupaten Cilacap.
Di pesantren yang diasuh KH Ahmad Hasan Mas'Ud, Gubernur melihat Pertanian yang terintegrasi/Integrated Farming. Sitem pertanian dikembangkan oleh para santri pondok pesantren. Lokasi pesantren yang berada di pelosok Cilacap ini, tidak hanya menerapkan sistem pertanian organik dengan beragam tanaman sayur dan buah, budidaya ikan lele, nila, unggas, dan sapi. Tetapi pesantren juga mengajarkan para santri untuk berwirausaha sekaligus mengaplikasikan berbagai kreativitas dan temuan-temuan inovatif di lingkungan pesantren untuk kepentingan bersama.
Gubernur mengapresiasi kreativitas dan inovasi yang dilakukan para santri ponpes Ell Firdaus. Inovasi yang dikembangkan antara lain, memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas untuk bahan bakar memasak, mengolah bonggol pisang menjadi keripik yang kaya gizi, serta membuat berbagai jenis pupuk tanaman, salah satunya pupuk berbahan dasar air liur.
KH Ahmad Hasan Mas'Ud menjelaskan, pupuk air liur diambil dari air liur penghuni ponpes. Mikroorganisme dalam air liur diproses dengan cara sederhana dan alami, sehingga mampu menghancurkan kotoran ternak dan jerami yang kemudian siap dipakai sebagai pupuk kandang. Pupuk dari air liur itu dapat mempercepat ketersediaan nutrisi tanaman, mengikat pupuk dan unsur hara.
“Caranya, para santri berkumur untuk mengumpulkan liur mereka. Ini kami dapat dari mahasiswa Unsoed. Begitu pula dengan pengolahan bonggol pisang yang ternyata banyak khasiatnya itupun merupakan resep dari Unsoed,” kata Pak Kyai.
Gubernur Ganjar Pranowo dalam kesempatan tersebut menyampaikan, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, keberadaan pondok pesantren tidak hanya mencetak manusia ahli keagamaan. Tetapi keberadaan pondok diharapkan mampu melahirkan santri yang kreatif, inovatif, serta memiliki keahlian berwirausaha supaya mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat.
Gubernur menyarankan, pihak pondok pesantren dapat menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi. Dalam hal ini Perguruan Tinggi bertindak sebagai pendamping, untuk mendorong para santri agar terus beriovasi dan berkreasi dalam berbagai ilmu pengetahuan. Kemudian mematenkan beragam temuan para santri sebagai produk yang bisa dikembangkan dan bermanfaat untuk semua.
Menurut Ganjar, nyantri di ponpes Ell Firdaus bermanfaat untuk dunia dan akhirat. Artinya kalau sudah dapat dua-duanya. “Ketika sudah menyelesaikan pendidikan di ponpes, ditanya agama dapat menjelaskan dengan baik. Selain itu para santri juga diajari keterampilan bertani luar biasa. Jadi ketika para santri diterjunkan ke masyarakat bisa memberikan contoh dan menjadi anak yang mandiri,” kata Gubernur.
Terkait dengan pengembangan wirausaha dan pendukung kreativitas para santri, Gubernur menyampaikan, pihak ponpes dapat menjalin kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah, perbankan untuk permodalan, memanfaatkan CSR perusahaan swasta, serta bersinergi dengan BUMN.(on)