Selasa (17/5) di Aula Kankemenag berlangsung kegiatan rutin pembacaan Tafsir Al-Quran Departemen Agama. Pada kesempatan ini giliran jatuh pada Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Khumsiatiningsih.
Pembacaan hari ini sampai pada Surah Al-Hijr ayat 88-99. Inti pesan yang disampaikan yakni, obat paling manjur untuk orang yang mengalami kekalutan, kebingungan, kepenatan, kegalauan dalam hati dan sebagainya, adalah bertasbih dengan memuji Tuhan dan menjadi orang-orang yang bersujud.
Di samping itu, umat Islam tidak diperkenankan membuat Al Qur’an menjadi terbagi-bagi. Al Qur’an merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Bisa dikatakan sebagai sebuah sistem kendali, karenanya harus dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh.
Mengingat Al Qur’an adalah sebuah sistem, maka untuk mencapai hidup yang sempurna, manusia harus melaksanakan secara utuh pula. Sebaliknya, bila dibagi-bagi atau dipisah-pisah sesuai selera, maka akan sangat berbahaya bagi manusia itu sendiri. Hal ini seperti dicontohkan adanya gerakan Islam radikal. Padahal sesungguhnya di dalam Islam tidak ada yang radikal dan semuanya halus, lembut, fleksibel tetapi kuat dan kokoh sehingga tidak bisa patah.
Ajaran ini yang sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan umat beragama, yakni sebagai umat yang fleksibel, penuh kelembutan akan tetapi tetap gigih dalam berusaha dan kuat dalam memegang teguh aturan. Hal ini merupakan modal utama dan pertama bagi aparatur Kementerian Agama Khususnya dan bagi umat Islam pada umumnya.(on)