Syariat Islam datang dengan membawa rahmat bagi semua umat. Firman Allah SWT dalam Surat al-Anbiya ayat 107:
وَمَا اَرْسَلْـنَاكَ Ø¥Ùلاّ َرَØْمـَةً Ù„ÙلْعَالَمÙـيْنَ ï´¿ الأنـبيـاء : Ù¡Ù Ù§ ï´¾
”Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. (Q.S. al-Anbiya : 107)
Ada tiga sasaran hukum Islam yaitu:
Pertama; Penyucian jiwa, yakni seorang Islam menjadi sumber kebaikan bukan sumber keburukan.
Hal ini ditempuh dalam berbagai bentuk ibadah yang intinya adalah :
– Membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran/penyakit dengki.
– Memperkokoh kesetiakawanan sosial, misalnya :
ï¶ Dalam ibadah salat, Allah SWT. berfirman:
Ø¥Ùنّ َالصّـَلوةَ تَنـْهَى عَن٠الْÙÙŽØْشَـاء٠وَالْمÙـنْكَرÙقلى ï´¿ العنكبوت : ٤٥ ï´¾
”Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar”. (Q.S. al-‘Ankabut : 45)
ï¶ Dalam ibadah puasa, Allah SWT. berfirman:
وَعَلَى الّـَذÙيْنَ ÙŠÙØ·ÙيْـقÙوْنـَه٠ÙÙدْيـَةٌ طَـعَام٠مÙسْـكÙيْنÙقلى ï´¿ البقـرة : ١٨٤ ï´¾
”Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyah, (yaitu) : memberi makan seorang miskin”. (Q.S. al-Baqarah : 184)
ï¶ Dalam ibadah zakat, Allah SWT. berfirman:
Ø®Ùذْ Ù…Ùنْ اَمْوَالÙÙ‡Ùمْ صَدَقَـةً تÙØ·ÙŽÙ‡ÙّرÙÙ‡Ùمْ وَتـÙزَكÙّـيْهÙمْ بÙهَا وَصَلÙÙ‘ عَلَيْهÙمْ قلى ï´¿ التـوبة : ١٠٣﴾
”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan (dari kikir dan cinta dunia) dan mensucikan mereka (menyuburkan sifat baik hati dan membuat harta berkembang) dan berdoalah untuk mereka”. (Q.S. at-Taubah : 103)
كَىْ لاَ ÙŠÙŽÙƒÙوْنَ دÙوْلـَةً بَـيْنَ اْلاَغْنÙـيَاء٠مÙنْكÙمْ قلى ï´¿ الْØـشر : Ù§ ï´¾
”Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya di antara kamu ”. (Q.S. al-Hasyr : 7)
ï¶ Dalam ibadah haji, Allah SWT. berfirman:
Ùَمَنْ Ùَرَضَ ÙÙيْهÙنّ َالْØَجَّ Ùَلاَ رَÙÙŽØ«ÙŽ وَلاَ ÙÙـسÙوْقَ وَلاَجÙدَالَ ÙÙÙ‰ الْØَجÙÙ‘ قلى ﴿البقرة:١٩٧﴾
”Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rofas (bicara yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam (masa mengerjakan) haji”. (Q.S. al-Baqarah : 197)
Sasaran kedua; Menegakkan keadilan dalam masyarakat muslim maupun non muslim. Firman Allah SWT dalam Surat al-Maidah ayat 8:
وَلاَ يَجْرÙمَنَّكÙمْ شَـنَأن٠قَوْم٠عَلَى اَلاَّ تَعْدÙÙ„Ùوْا Ø¥ÙعْدÙÙ„Ùوْا Ù‡ÙÙˆÙŽ اَقْرَب٠لÙلتَّـقْوٰىصلى ï´¿ الْمائدة : ٨﴾
”Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa”. (Q.S. al-Maidah : 8)
Kriteria adil menurut al-Mawardy dalam اْلأØْكَام٠السّـÙلْطاَنÙيّـَة٠adalah :
1. Berkelakuan baik ;
2. Tidak melakukan dosa besar dan
3. Tidak terus-menerus melakukan dosa kecil.
Sasaran ketiga; adalah kemaslahatan, dan ini merupakan tujuan puncak yang hendak dicapai.
Maslahah Islamiyah yang diwujudkan melalui hukum Islam dan ditetapkan berdasarkan nas-nas agama adalah maslahah hakiki. Maslahah ini mengacu kepada pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, harta dan kehormatan/keturunan. Tanpa terpeliharanya lima hal ini, tidak akan tercapai kehidupan manusia yang luhur secara sempurna. Oleh karena itu kemuliaan manusia tidak bisa dipisahkan dari pemeliharaan terhadap lima hal itu.
Author,
Drs. H. Mughni Labib, MSI
Makalah ini disampaikan pada acara Pembinaan Mental ASN Kankemenag, Selasa (29/12) 2015 di Aula Kankemenag.