“Mari kita jaga kerukunan antar umat beragama dengan mengedepankan empat prinsip, moderat, keseimbangan, adil, dan toleransi”. Demikian ajakan disampaikan Mughni Labib, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap pada cara Silaturahmi Tokoh Lintas Agama dan Tokoh Masyarakat, Jum’at (24/7) di Balai Bhayangkara Polres Cilacap.
Lebih lanjut, Mughni Labib menjelaskan bahwa dalam melaksanakan keempat prinsip tersebut, masyarakat harus mengetahui maknanya. Yang pertama adalah moderat, sebagai wujud kearifan sikap seseorang yang taat beragama, karena pada prinsipnya semua agama menanamkan kebaikan. Kedua, keseimbangan sebagai sikap tengah, berarti tidak memihak kemanapun. Dengan cara ini manusia akan bisa mensikapi segala sesuatu secara bijaksana dan tidak berat sebelah. Ketiga, adil sebagai harapan seluruh umat manusia. Hanya dengan keadilan, manusia akan mencapai kedamaian. Dan keempat, toleransi adalah tertanamnya nilai-nilai agama pada seseorang. “Dengan bermodal empat prinsip beragama, maka setiap persoalan akan dengan mudah diselesaikan,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Cilacap, Ulung Sampurna Jaya menegaskan, bahwa masalah insiden di Tolikara pada Jum’at (17/7) lalu sudah usai dan jangan diperbesar. Lebih lanjut dia menegaskan, bahwa agar seluruh elemen masyarakat tidak terprovokasi. Sesuai laporan Kapolri dinyatakan, bahwa semua yang terlibat peristiwa tersebut sudah diidentifikasi dan diproses sesuai hukum. “Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, karenanya mari kita pelihara bersama kedamaian ini. Jika ada masalah, mari kita duduk bersama untuk secara kekeluargaan mencari solusinya. Tidak ada yang mencari kambing hitam dan menjadi profokator,” ungkapnya.
Pernyataan sikap
Perwakilan orang Papua menegaskan bahwa orang Papua tidak sedikitpun ingin menciptakan kerusuhan. Mereka hanya mendambakan kedamaian, keadilan dan kebersamaan. Kondisi masyarakat di Tolikara yang merupakan pegunungan memang cenderung berbeda dengan yang ada di dekat pantai. Untuk itu, pihaknya mohon agar aparat penegak hukum bisa dengan sigap, arif dan bijaksana dan cepat dapat mengatasi masalah tersebut.
Badan Kerja sama Gereja Kabupaten Cilacap menyatakan sikap mengutuk insiden tersebut, karena bertentangan dengan ajaran Kristus yang cinta terhadap sesama. Sedangakan FKUB Kabupaten Cilacap, menegaskan bahwa setiap yang berbuat makar, maka akan berhadapan dengan bangsa Indonesia dengan seluruh elemennya. Maka pihaknya mengingatkan agar jangan ada yang coba-coba mengganggu ketenangan bangsa Indonesia. (on)