Cilacap-Pemenuhan kebutuhan dasar akan pendidikan di masa pandemi covid dirasa kurang maksimal. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan metode dalam pengajaran dan jumlah tatap muka yang sangat terbatas. Selain itu juga berimbas terhadap seluruh kegiatan ekstra kurikuler yang notabene sebagai sarana siswa mengembangkan bakat, minat dan potensinya.
Hal tersebut berdampak pada mandegnya kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di masing-masing madrasah. Pada kondisi normal biasanya kegiatan ini dilaksanakan selepas kegiatan pembelajaran seminggu sekali dengan durasi waktu 3-4 jam per minggunya tergantung kebijakan madrasah masing-masing.
Aghis Imani Muhammad, siswa yang juga Pratama Pramuka Penggalang MTs Ma’arif NU 01 Gandrungmangu merasa prihatin dengan kondisi seperti ini, akhirnya menggagas ide metode kegiatan ekstra kurikuler kepramukaan agar tetap bisa dilaksanakan tetapi tetap mematuhi protokol pemerintah. Metode yang dipilih adalah penyampaian materi jarak jauh atau on line menggunakan handphone melalui aplikasi whatshap.
“ Kami memilih menggunakan grup whatshap agar kegiatan tetap berjalan tetapi tidak melanggar protokol kesehatan, “ Ujar Aghis.
Hal tersebut mendapat dukungan penuh dari Elly Indra Herawati selaku Pembina pramuka. Metode berbasis IT ternyata bisa diterapkan sehingga dalam kurun waktu selama pandemi materi kepramukaan bisa tersampaikan. Elly Indra Herawati juga menyampaikan kegiatan re organisasi Pramuka Penggalang yaitu pemilihan pratama putra dan putri dilakukan dengan metode daring.
Kegiatan yang dilaksanakan pemilihan pratama putra dan putri pada Sabtu,(20/03). Tahap pertama adalah pembuatan Link pemilihan. Link itu dibuat dengan Google formulir berisi tiga halaman. Halaman satu memuat format pasword dan kelas, format halaman kedua berisi daftar pasangan calon yang hendak dipilih, format halaman ketiga berisi penegasan kembali kepada pemilih dengan cara mengisi pernyataan bahwa ia telah yakin dengan pilihannya.
Tahap kedua penyampaian link ke grup kelas yang diawasi oleh masing-masing wali kelas dengan harapan adanya pemantauan agar semua bisa memilih dengan mengisi link tersebut. Tahap ketiga adalah penghitungan suara dengan melihat jumlah responden .
“ Tentu ini ide sangat bagus, karenanya kami dukung dan kami juga aktif mendampingi, termasuk sampai kemarin ada reorganisasi di Pramuka Penggalang pun dilakukan melalui on line melalui google form.” Jelas Elly.
Menurut Elly dengan metode tersebut tanggapan dari peserta didik cukup gembira tetap bisa belajar berdemokrasi sejak dini meski dimasa pandemi.
“ Meskipun melalui google form namun tak menyurutkan siswa untuk memberikan suaranya sebagai pembelajaran demokrasi.” Imbuh Elly. (Usw-mp)