Makin meningkatnya angka kenakalan dan kekerasan di kalangan remaja yang memprihatinakan harus direspon cepat oleh pemerintah. Dalam rangka menumbuhkan kedewasaan dalam pemahaman hidup beragama, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap bergandengan dengan Badan Kesbangpol dan FKUB menggelar sosialisasi kehidupan beragama secara maraton, (24-25/5) di Kecamatan Kesugihan dan Majenang.
Sasaran kegiatan adalah para siswa sekolah menengah dan santri dari pondok pesantren. Dalam pemaparannya, Kepala Kantor Kementerian Agama melalui Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Islam ‘Aid Mustaqim memberikan pemahaman agama secara fleksibel.
Dikatakan bahwa, fleksibilitas dalam beragama diperlukan agar dalam memahami agama tidak kaku. Di dalam agama Islam tidak diajarkan sesuatu yang kaku, tetapi fleksibel dalam pengimplementasiannya. Fleksibel bukan berarti bisa dilaksanakan semaunya sendiri, namun fleksibel yang memiliki kekuatan pasti dan tidak berubah-ubah aturan hukumnya. Dengan demikian, para peserta bisa memiliki pemahaman agama yang santun atau moderat.
Dari cara tersebut, generasi muda diharapkan akan bisa menjadi dewasa dalam beragama. Benteng penangkal radikalisme bisa terbentuk, sehingga masuknya paham radikal dalam beragama bisa dihindari. Kekhawatiran akan gerakan ekstrim secara otomatis akan bisa ditangkal dan dikenali sejak dini. Terwujudnya masyarakat yang terpelihara keharmonisannya dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia niscaya terwujud.(on)