Menunaikan zakat bagi sebagian orang masih terasa berat. Hal ini mengingat rasa cukup dan kesejahteraan hidup masing-masing yang berbeda. Akan tetapi, pemerintah tentunya memiliki standar tingkat kesejahteraan, terutama bagi aparaturnya.
Melihat keadaan ini, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Cilacap mengambil langkah aktif. Salah satunya diwujudkan melalui sosialisasi kepada Jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Kamis (8/9) di Gedung Dwijaloka Jl Kalimantan Cilacap.
Kegiatan sosiasliasi diikuti 24 Unit Pelaksana Teknis (UPT), 77 SMP dan dan 36 SMA se Kabupaten Cilacap. Tim BAZNAS Cilacap terdiri atas Kakankemenag Kabupaten Cilacap, Mughni Labib, Kabag Kesra Sadmoko Danardono dan Penyelenggara Syariah Kemenag Cilacap, Subhan Wahyudi.
Sebagai langkah kongkrit, BAZNAS Cilacap merangkul Kepala Bagian kesejahteraan Rakyat. Kabag Kesra tentunya sangat mengetahui seberapa jauh tingkat kesejahteraan rakyatnya di Kabupaten Cilacap. Di samping itu, pihaknya juga merupakan pegiat tangguh dalam meningkatkan gairah berzakat. Secara umum, dirinya memiliki pengalaman keberhasilan di bidang zakat.
Pengalamannya di beberapa kecamatan saat dirinya masih menjabat camat sangat berharga di dunia perzakatan. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Mughni Labib tidak menyia-nyiakan keadaan tersebut. Karenanya, selaku ketua dua, pihaknya mengajaknya untuk memberikan testimoni. Tujuannya adalah agar para peserta bisa tergugah baik perasaan maupun fikirannya untuk sadar berzakat.
Kabag Kesra menegaskan bahwa justru kesadaran masyarakat untuk berzakat, infaq dan sedekah berawal dari pedagang ayam yang penghasilannya tidak tentu. Peristiwa tersebut terjadi setelah pihaknya lama melakukan sosialisasi terhadap masyarakat.
“Saya tidak menyangka kalau yang pertama sadar adalah pedagang ayam yang penghasilannya tidak menentu. Padahal saya berharap para pegawai yang penghasilannya tetap dan orang-orang kaya berbondong-bondong menunaikan zakat. Tapi inilah kenyataan, bahwa hidayah itu datang kepada siapa saja yang Allah Swt kehendaki,”katanya.
Keberhasilannya menyadarkan orang berzakat tidaklah mudah dan cepat. Secara pelan-pelan dengan himbauan penuh kearifan, ketelatenan serta kesabaran akhirnya usahanya membuahkan hasil positif.
“Jika masih merasa berat, mari kita mulai dengan infaq minimal Rp 5.000,- per bulan sehabis menerima gaji. Maka dari sekitar 9.000 lebih PNS yang ada, tiap bulan bisa terkumpul 45 juta. Bayangkan, berapa banyak anak yang nantinya bisa terbantu? Mau kapan dan menunggu apa lagi kalau tidak dimulai sejak sekarang? Yakinlah bahwa berzakat, infaq dan sedekah tidak akan membuat kita miskin, malah justru sebaliknya,”tuturnya.(on)