Berkurangnya kualitas mental bangsa Indonesia terutama generasi muda dipengaruhi oleh belum optimalnya peran wanita. Padahal generasi muda merupakan penentu masa depan keluarga, masyarakat hingga bangsa. Termasuk pada kualitas aparatur sipil negara (ASN) dalam menjalankan tugasnya. Karenanya, inovasi menjadi kebutuhan pokok yang harus dilakukan wanita.
“Kelembutan seorang wanita diibaratkan seperti jorang yang dapat melengkung kemanapun ikan menarik. Namun kita lihat, jorang walaupun sangat lentur tetapi justru disitulah kekuatan dan keunggulannya. Hal ini akan berbeda jika jorangnya kaku, maka sekali ditarik ikan langsung patah dan bahkan tidak mampu menangkap ikan. Untuk itu, mari kita terus berinovasi dalam rangka menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemanapun arahnya, kita harus mampu mengimbanginya. Sehingga peran wanita selain bisa mandiri juga memberikan ruh tersendiri bagi para suami dalam menjalankan tugas di pemerintahan,”Ungkapnya.
Dikatakan lebih lanjut bahwa, peran seorang wanita dalam keluarga akan sangat berpengaruh terhadap sikap mental anak-anak maupun suami. Wanita harus terus meningkatkan kompetensinya dalam keluarga dan masyarakat. Memanfaatkan teknologi informasi merupakan salah satu langkah efektif dalam berinovasi. Dengan mengetahui manfaat dan karakater teknologi, maka wanita diharapkan dapat menemukan metode baru dalam mensikapi robahnya zaman.
Para suami yang dilayani dengan kelembutan optimal, akan merasa nyaman dan memiliki semangat tinggi dalam bertugas. Keadaan keluarga yang tenteram menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan tugas para suami. Sehingga layanan akan semakin ramah dengan suasana wajah dan pandangan yang menyejukkan. Masyarakat yang dilayani akan merasa nyaman dan senang sehingga kepercayaan publik akan terus meningkat,”pungkasnya.
Pernyataan tersebut dikemukakan Ketua DWP Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Ny Siti Zubaidiyah Jamun, Kamis (5/4) pada rapat koordinasi pengurus di Ruang Rapat Kankemenag.
Karakter wanita yang lemah lembut merupakan inti dari kekuatannya. Sebaliknya, perempuan yang lemah adalah mereka yang tidak memiliki kelembutan dalam dirinya. Sehingga eksistensi organisasi Dharma Wanita Persatuan (DWP) memiliki peran yang sangat strategis bagi peningkatan kualitas layanan publik. Dengan menggunakan kelembutannya, maka wanita akan mampu memberikan dorongan dan semangat.
Hal ini dilihat dari faktor kelembutan yang menjadi modal utama dalam memberikan servis. Dengan kelembutannya, peranan wanita menjadi sangat krusial untuk dioptimalkan. Karenanya, Dharma Wanita harus mampu berinovasi agar fungsi dan tujuannya dapat tercapai.(On)