Sebagai bangsa yang agamis dan kaya akan kearifan lokalnya sejak dahulu umat beragama di Indonesia sangat terkenal dengan toleransinya yang tinggi. Atas dasar tersebut sudah seyogyanya aparatur Kemenag lebih paham dan arif dalam bertindak dalam situasi apapun.
Netralitas merupakan unsur penting dalam meningkatkan layanan publik. Kemenag sebagai salah satu instansi pemerintah yang melayani publik sangat disorot. Karenanya, aparatur Kemenag harus bisa melayani seluruh lapisan masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Pernyataan tersebut dikemukakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap melalui Kasubbag TU, Jasmin pada kegiatan bimbingan mental aparatur, Selasa (13/2) di Aula Kankemenag Cilacap.
Dikatakan lebih lanjut bahwa, netralitas merupakan unsur penting dalam meningkatkan layanan publik. Kemenag sebagai salah satu instansi pemerintah yang melayani publik sangat disorot. Karenanya, aparatur Kemenag harus bisa melayani seluruh lapisan masyarakat dengan sebaik-baiknya.
“Bayangkan saja, kalau sampai aparatur pemerintah tidak netral, maka akan terjadi ketimpangan, terutama pada sektor layanan publik. Bisa saja karena tahu bahwa tamu yang datang tidak sejalan dengan pilihannya, maka tentu saja dia akan dikesampingkan. Sebaliknya, mereka yang searah dengan pikiran politiknya akan diberikan layanan istimewa,”Ujarnya.
Dikatakan lebih lanjut bahwa, pembedaan layanan akan sangat menyakitkan hati masyarakat. Keadaan tersebut sangat rentan menimbulkan kembali budaya KKN. Di masyarakat, aparatur Kemenag dianggap istimewa dengan instansi lain. Hal ini karena adanya nama agama yang bagi orang Indonesia merupakan sesuatu yang sakral. Sehingga instansi yang ada nama agama aparaturnya sangat menjadi sorotan kualitasnya.
Untuk itu, dia meminta seluruh aparaturnya untuk bisa menjaga sikap terutama dari tutur kata. Mengingat banyak masalah sepele menjadi besar hanya gara-gara salah ucap.(On)