Sebanyak 50 anggota takmir masjid se Kabupaten Cilacap, Selasa-Rabu (19-20/4) mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) di Gedung Wijayakusuma komplek Pendopo Kabupaten Cilacap.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Mughni Labib menegaskan bahwa takmir masjid harus ditingkatkan kualitasnya. Perbaikan manajemen mutlak harus dilakukan. Apalagi akhir-akhir ini istilah radikalisme kian marak di masyarakat. Sebagai salah satu cara mengurangi lajunya radikalisme, maka takmir masjid harus dibekali ilmu yang lebih lengkap.
Peningkatan mutu takmir masjid melalui bimbingan teknis merupakan kegiatan sebuah keharusan, bahkan sangat mendesak. Arus informasi di era globalisasi menuntut manusia cepat dan tanggap dalam segala hal. Tidak ketinggalan pentingnya, yakni melalui bimbingan sebagai pendongkrak kinerja takmir masjid.
Begitu strategisnya peran takmir masjid dalam mengantisipasi masuknya penganut aliran keras. Masjid-masjid yang kosong dan sepi merupakan sasaran yang sangat empuk bagi mereka. Takmir masjid diingatkan dan diberikan wawasan agar pandai-pandai mengelola masjid maupun musholla.
Kepengurusan
Saat mengisi kegiatan, Kasi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Cilacap, Moech Tongat mengatakan bahwa per Maret 2016, jumlah masjid mencapai 1762 buah. Namun jumlah tersebut tidak terlalu valid, karena mendatanya tidak mudah. Jumlah yang sesungguhnya tentunya masih lebih banyak lagi. Hal ini disebabkan masjid itu bukan Kemenag yang membangun. Sementara tahun 2014, masjid sebanyak 1745 buah, langgar 4280 buah dan mushola 937 buah.
Dalam kesempatan tersebut disampaikan bagaimana semestinya takmir dibentuk dan berjalan. “Minimal pengurus itu ada ketua, sekretaris, bendahara, bagian idarah, imarah dan ri’ayah. Kalau sekarang kan, biasanya apa-apa ya cuma satu orang. Ada kepengurusan, tapi tidak berjalan,” katanya. (on)