Madinah- Berangkat lebih awal merupakan dambaan bagi sebagian besar calon jamaah haji. Konsekuensinya, masuk gelombang pertama berarti harus masuk Madinah terlebih dahulu. Di sini, jamaah memiliki kegiatan shalat Arba'in atau empat puluh waktu.
Untuk Musim haji tahun ini, cuaca di Madinah sangat panas, yakni berkisar antara 40-58°C. Tentunya, bagi yang memiliki gangguan kesehatan harus hemat energi karena prosesi Ibadan haji masih sangat lama. Karena keyakinan yang sangat kuat akan keutamaan shalat Arba'in, banyak yang mengesampingkan pentingnya menjaga kesehatan. Akibatnya, tidak sedikit jamaah yang mengalami kelelahan dan bahkan hingga sakit dan harus dirawat di rumah sakit.
Kondisi seperti ini akan sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan kelancaran ibadah jamaah itu sendiri. Padahal petugas Kloter sudah tidak pernah sepi dengan selalu mengingatkan akan pentingnya menjaga kesehatan. Situasi ini membuat tenaga kesehatan harus bekerja ekstra keras. Karena, jumlah jamaah yang berobat di posko kesehatan Kloter mencapai ratusan perhari. Masih ditambah mengurus beberapa pasien yang harus dirujuk.
Salah satu kekurangan masuk gelombang I adalah kelelahan saat masuk Makkah. Akan tetapi, kekurangan ini hanya dialami bagi mereka yang tidak mematuhi himbauan pemerintah. Yakni dengan memforsir untuk beribadah sebanyak-banyaknya. Seperti berebut antri masuk Raudlah berkali-kali. Kegiatan ini memerlukan energi ekstra akibat berdesak-desakan dalam waktu berjam-jam. Namun lagi-lagi, petugas hanya bisa menghimbau dan tidak bisa melarang.
Untuk menghadapi situasi tersebut, petugas harus pandai-pandai menerapkan strategi yang jitu. Koordinasi dengan para Karom dan Karu ditingkatkan lebih intensif.
Tujuannya utamanya adalah agar seluruh calon jamaah haji bisa mengikuti wukuf di Arafah sebagai rukun haji. Inilah tugas pokok pemerintah dalam melayani jamaah haji. Wukuf di Arafah sebagai inti ibadah haji seharusnya menjadi perhatian utama jamaah. Sehingga prosesi ibadah haji bisa berlangsung nyaman dengan kondisi kesehatan yang baik.
Sedangkan faktor kelebihannya adalah ibadah Arba'in sebagai pelatihan fisik. Pelaksanaan ibadah shalat Arba'in yang sesuai anjuran pemerintah justru bisa menjadi ajang pelatihan fisik. Dengan waktu sembilan hari, diharapkan jamaah akan lebih siap menghadapi kegiatan Armuna (Arafah, Muzdalifah, Mina) dibanding mereka yang masuk Gelombang II. Jamaah Gelombang I diharapkan memiliki ketahanan dan penyesuaian diri yang labih baik. Endingnya harapan haji yang mabrur bisa terwujud.( Bd/Mp)