Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Islam Kabupaten Cilacap, Rabu (29/3) menggelar Sarasehan Penguatan Peran Penyuluh Agama Dalam Menangkal Gerakan Radikal Dengan Dakwah Yang Ramah di Gedung PGRI Kecamatan Sidareja.
Ketua Pokjaluh Cilacap, ‘Aid Mustaqim mengatakan bahwa paham radikal atau keras hanya bisa ditangkal dengan kelembutan. Santun dalam bersikap sebagai cermin umat beragama menjadi modal utama dalam berdakwah. Karenanya Pokjaluh Cilacap meningkatkan peranannya melalui dakwah yang ramah untuk meluluhkan sikap radikal.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Jamun dalam materinya menegaskan, bahwa keramahan dan kelembutan adalah cermin sikap umat agamis. Tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kekerasan. Inti ajaran agama adalah kasih sayang, hormat menghormati, dan toleransi agar manusia hidup damai. Agama mempedomani manusia menuju kepastian hidup, bukanlah kekerasan.
“Saya berharap para penyuluh agama Islam terus mengedepankan keramahan, baik dalam bersikap, bertingkah laku maupun bertutur-kata. Bagaimanapun situasi dan kondisinya, tidak dibenarkan mengeluarkan ucapan yang menyinggung orang lain. Hal ini sangat penting karena munculnya tindakan kekerasan semua berawal dari kata-kata, katanya.
Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap individu memiliki gaya dan ciri khas tersendiri. Sehingga teknis berdakwah yang ramah juga akan berbeda satu sama lain. Sedangkan yang tidak boleh berbeda adalah pedomannya. Digambarkan pula, bahwa berdakwah juga mirip orang memasak. Dengan bahan yang sama tetapi bisa menghasilkan makanan dan rasa yang berbeda. Dan yang paling penting adalah selain enak, makanannya harus memenuhi unsur halal dan toyibah.
Sementara itu, Musa Ahmad selaku akademisi dari Institut Agama Islam Imam Ghazali Cilacap lebih menitikberatkan pada timing atau waktu. Hal yang tidak boleh diremahkan dalam berdakwah adalah ketepatan waktu. Seorang pendakwah harus memperhatikan momen terbaik kapan dia harus menyampaikan sesuatu. Jika tidak tepat momentumnya, maka apa yang disampaikan tidak bisa diterima atau bahkan malah memicu persoalan lain.(On)