Perhelatan akbar tahunan Porseni Kemenag se Eks Karesidenan Banyumas, Sabtu (25/3) digelar di Kabupaten Purbalingga. Ini merupakan kali kedua Kemenag Kabupaten Purbalingga menjadi tuan rumah setelah kegiatan tersebut diselenggarakan enam kali sejak 2012.
Setelah lama menunggu akibat paceklik juara, akhirnya usaha keras Kemenag Purbalingga berbuah manis sukses meraih juara umum dengan mengoleksi tiga emas dan dua perak. Disusul Kemenag Kabupaten Cilacap dengan tiga emas. Sedangkan Kemenag Banyumas yang telah empat kali sebagai juara umum harus puas di posisi ketiga dengan dua emas dan lima perak.
Kemenag Purbalingga berhasil mengoleksi emas dari cabang tenis meja putra, catur dan solo song, serta medali perak dari cabang bola voly putra dan putri. Sebagai runner up, Kemenag Cilacap menyabet tiga emas masing-masing dari cabang badminton, tenis meja putri dan futsal. Sedangkan Banyumas mendapat emas dari cabang bola voly putra dan putri, serta medali perak dari cabang tenis meja putra dan putri, futsal, bulu tangkis dan solosong.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Jamun melalui Kasubbag TU menegaskan bahwa meski sebagai runner up, pihaknya ikut bangga atas kemenangan Kemenag Purbalingga. Pasalnya, sejak Porseni digelas enam tahun lalu, Kemenag Purbalingga baru kali ini berhasil menjadi kampiun alias juara. Dengan demikian Kemenag Purbalingga berhasil memboyong piala bergilir yang selama ini mendekam di Kemenag Banyumas.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kerja samanya yang kompak. Dengan berhasilnya Kemenag Purbalingga sebagai juara, saya berharap akan bisa meningkatkan gairah dan semangat untuk kegiatan tahun depan yang insya Allah akan digelar di IAIN Purwokerto. Kemenangan Kemenag Purbalingga adalah kemenag kita juga. Karena tujuan Porseni itu sendiri adalah meningkatkan kualitas silaturahim dan koordinasi antar Kemenag. Tugas kita ke depan terkait Porseni adalah dengan mempersiapkan lebih baik lagi sehingga bisa kegilir juara umum kembali,”tegasnya.
Pendatang baru
Jika di awal penyelenggaraan Porseni terdapat empat Kemenag, yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara. Namun setelah tiga tahun bersama, Kemenag Banjarnegara memutuskan untuk tidak ikut berpartisipasi. Sehingga tinggal tiga Kankemenag sejak 2015.
Setelah dua tahun berselang, IAIN Purwokerto ikut bergabung, sehingga peserta kembali menjadi empat. Keikutsertaan IAIN sebelumnya setelah terjalin komunikasi antara IAIN dengan Kemenag. Tentu saja, keinginan dan maksud baik IAIN Purwokerto disambut gembira oleh ketiga Kemenag. Di awal debutnya, IAIN Purwokerto baru mampu menjadi juru kunci dengan memperoleh sebuah medali perak dari cabang catur.(On)