Sebagai himbauan kepada masyarakat luas, Kamis (30/6) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Mughni Labib melakukan rekaman di Radio Suara Bercahaya FM.
Dalam himbauannya dia berpesan agar masyarakat bisa menggenapkan bilangan dalam bulan suci Ramadlan tahun ini. Secara perhitungan, hilal atau bulan sabit pada tanggal 29 Ramadlan masih di bawah ufuk. Momen ini merupakan hal positif, dimana organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dipastikan merayakan ‘Idul Fitri secara bersamaan.
Perbedaan pendapat antara rukyatul hilal (melihat hilal) dan wujudul hilal (wujud hilal) akan menemui persamaan jika hanya bulan sabit masih di bawah ufuk atau horizon. Karenanya jatuhnya hari raya yang bersamaan agar bisa dijadikan momentum untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah. Menguatkan tali persaudaraan menuju masyarakat yang madani.
Terkait penentuan hari raya, masyarakat diimbau untuk menunggu keputusan pemerintah. Imbauan ini tidak lain untuk menciptakan suasana tenang di masyarakat. Perbedaan penentuan hari raya maupun jatuhnya bulan Ramadlan sedikit banyak menimbulkan rasa kurang nyaman. Berbagai usaha telah ditempuh, namun ternyata perbedaan itu tak kunjung menemui persepsi yang sama.
Masyarakat juga diimbau untuk melestarikan budaya silaturahmi terutama di hari raya, serta tidak berlebihan dalam merayakan Hari Raya ‘Idul Fitri. Silaturahmi merupakan kegiatan positif yang sangat sesuai dengan sariat Islam. Untuk itu karena manusia yang telah berpuasa kembali ke fitrah atau kesucian, hendaknya hari yang fitri atau suci tidak dikotori dengan perbuatan yang terkesan berfoya-foya dengan menghambur-hamburkan uang untuk belanja yang kurang perlu. Kegiatan yang dilaksanakan hendaknya bernuansa ramah-tamah penuh kedamaian, bukan membakar petasan, berfoya-foya dan lainnya. Diakhir pesan, Kakankemenag mengucapkan “Selamat Hari Raya ‘Idul Fitri 1437 H. (on)