Para siswa kelas 7 MTs Negeri Kawunganten, Senin (25/4) berlatih membatik tulis. Selama praktek, mereka dibimbing langsung oleh instruktur batik yang sudah cukup berpengalaman. Pelatih berasal dari Komunitas Seni Budaya Indonesia (KSBI) Purwokerto, Nano Suratno.
Kepala MTsN Kawunganten Muhammad Wahyudin Prasetyo mengatakan, bahwa pelatihan membatik sebagai salah satu program pemberdayaan kearifan lokal. “Kita sebagai bangsa yang besar sudah seharusnya mencintai dan merasa bangga terhadap seni dan budaya kita. Jangan sampai malah justru orang lain memanfaatkannya untuk menguasai pasar batik dunia, malah kita sendiri dari sasaran pemasaran mereka. Untuk itulah, para siswa dilatih membatik agar mengenal untuk kemudian bisa mencintai hingga merasa memiliki batik sebagai milik bangsa,”tuturnya.
Seni batik sebagai salah satu warisan budaya luhur Bangsa Indonesia yang diakui dunia sudah sepatutnya dilestarikan. Lebih dari itu, selain sebagai ciri khas, batik secara ekonomi juga memiliki potensi yang yang tinggi. Pemberdayaan ekonomi bangsa Indonesia melalui batik sangat menjanjikan. Hal ini bisa dilihat dari harga satu lembar kain batik yang bisa mencapai 25 juta rupiah.
Kreatifitas
Sebelum praktek, para para siswa diberikan arahan dan bimbingan oleh guru Keseniannya, Hasmi Fidiyarti. Arahan terkait bagaimana etika saat mengikuti pelatihan. Sementara itu, terkait teknik membatik dijelaskan oleh instruktur dan langsung diteruskan sambil praktek.
Untuk memancing kreatifitas, peserta hanya dibekali kain polos beserta perlengkapan membatik. Tujuannya adalah agar hasil yang diciptakan betul-betul sebagai karya asli siswa. Para siswa antusias selama kegiatan, ini tampak dari keseriusan dan sekaligus keriangan selama mengikuti pelatihan. Hasil dari prakteknya ternyata cukup memuaskan untuk tingkat pemula.(on)