Hal tersulit dalam praktek manajemen adalah saling mencurigai. Bagaimana kiat seorang pemimpin maupun pegawai agar hal itu dapat diminimalisasi?
Agar tidak terjadi kecurigaan, maka seorang pemimpin harus terus melakukan pembinaan kesatuan dan kebersamaan. Aspek-aspek pembinaan kebersamaan ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Melaksanakan ØÙÙ‚Ùوْق٠الْمÙسْلÙÙ…Ù (hak-hak sesama muslim)
Øَقّ٠اْلÙمسْلÙم٠عَلَى اْلÙمسْلÙم٠خَمْسٌ : رَدّ٠السَّلاَم٠وَعÙيَادَة٠اْلمَرÙيْض٠وَالتّÙباَع٠اْلجَنَائÙز٠وَإÙجَابَة٠الدَّعْوَة٠وَتَشْمÙيْت٠اْلعَاطÙسÙ.متÙÙ‚ عليه عن أبى هريرة.
“Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada lima, yakni: menebarkan salam (kedamaian), menengok orang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang bersin.” (H.R. Al-Bukhori-Muslim dariAbi Hurairah r.a.).
2. Melakukan taus}iyah atau saling menasehati. Saling berwasiat dalam kebaikanتَوَاصَوْا بÙالْØÙŽÙ‚Ù dan saling berwasiat dengan kesabaran تَوَاصَوْا باÙلصَّبْر٠. Taus}iyah akan memperkuat kekeluargaan. Firman Allah SWT :
وَهَدَيْنَاه٠النَّجْدَيْنÙ. البلد : Ù¡Ù
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.”(Q.S. Al-Balad (90) : 10).
3. Menyambung tali silaturahmi
Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ Ø£ÙŽØَبَّ أَنْ ÙŠÙبْسَطَ Ù„ÙŽÙ‡Ù ÙÙÙ‰ رÙزْقÙÙ‡Ù ÙˆÙŽÙŠÙنْسَأَ Ù„ÙŽÙ‡Ù ÙÙÙ‰ أَثَرÙÙ‡Ù ÙَلْيَصÙلْ رَØÙÙ…ÙŽÙ‡Ù. متÙÙ‚ عليه عن أنس.
“Barang siapa ingin dipermudah rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah menyambung tali silaturahmi.” (H.R. Al-Bukhori-Muslim dari Anas r.a.)
4. Mengadakan islah (perbaikan) jika suatu ketika terjadi masalah yang dapat menimbulkan keretakan.
Firman Allah SWT :
Ø¥Ùنَّمَا الْمÙؤْمÙÙ†Ùوْنَ Ø¥Ùخْوَةٌ ÙَأَصْلÙØÙوا بَيْنَ أَخَوَيْكÙمْ وَاتَّقÙوا اللهَ لَعَلَّكÙمْ تÙرْØÙŽÙ…Ùوْنَ. الØجرات : Ù¡Ù
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat (49) : 10).
5. Membina sikap ta’awun, saling membantu dan saling menolong.
Firman Allah SWT
وَتَعَاوَنÙواْ عَلَى الْبÙـــّر٠وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنÙواْ عَلَى الْإÙثْم٠وَالْعÙدْوَانÙ. المائدة : Ù¢
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Q.S. Al-Maidah (5) : 2)
6. Menjauhi akhlak tercela dalam berinteraksi dengan sesama manusia.
Firman Allah SWT
يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مّـÙنْ قَوْم٠عَسَى أَنْ يَّكÙونÙوا خَيْراً مّـÙنْهÙمْ وَلاَ Ù†Ùسَاءٌ مّـÙنْ نّـÙسَاء٠عَسَى Ø£ÙŽÙ† يَّكÙنَّ خَيْراً مّـÙنْهÙنَّ وَلاَ تَلْمÙزÙوا Ø£ÙŽÙ†ÙÙسَكÙمْ وَلاَ تَنَابَزÙوا بÙاْلأَلْقَاب٠بÙئْسَ اْلاÙسْم٠الْÙÙسÙوق٠بَعْدَ اْلإÙيْمَان٠وَمَنْ لَّمْ يَتÙبْ ÙÙŽØ£ÙوْلَئÙÙƒÙŽ Ù‡Ùم٠الظَّالÙÙ…Ùوْنَ. الØجرات : ١١
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”(Q.S. Al-Hujurat (49) : 11)
Oleh: Drs. H. Mughni Labib, MSI
Disampaikan pada acara Pembinaan Mental Pegawai, Selasa (19/1) di Aula Kankemenag Kabupaten Cilacap.